Pada malam 1 Muharram, suasana di Masjid Al-Inayah, Bumi Harapan Cibiru Bandung, dipenuhi dengan semangat dan kegembiraan. Para jamaah mempersiapkan diri untuk mengikuti Pawai Obor yang menjadi tradisi tahunan di masjid ini. Kemeriahan acara ini telah menjadi bagian dari budaya lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi, dan pada tahun ini, pawai tersebut diharapkan akan menyajikan momen yang sangat berkesan.
Pawai Obor di Masjid Al-Inayah selalu menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarjamaah. Ribuan umat Muslim dari berbagai usia berkumpul di halaman masjid, dengan masing-masing membawa obor yang menyala terang. Suasana malam semakin membara dengan sinar obor yang menerangi langit, menciptakan pemandangan yang spektakuler dan mengesankan.
Seiring dengan semaraknya acara, takbir berkumandang menggema di sekitar masjid, memberikan nuansa khusyuk dan sakral pada momen perayaan ini. Jamaah yang mengikuti pawai membentuk barisan, yang dipimpin oleh imam masjid, menuju jalur rute yang telah ditentukan. Semua mata tertuju pada obor yang membakar semangat dalam diri setiap peserta.
Ketua DKM, H. Supriatna Turhy, S.SIT., MM, memberikan ucapan kepada seluruh Pengurus yang terlibat pada acara menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H serta kepada seluruh Jamaah dan warga Komplek Bumi Harapan Cibiru. Beliau mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua pihak yang telah memeriahkan acara ini. Semoga Tahun Baru 1445 H menjadi motivasi terbaik dalam meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT serta memunculkan harapan baru untuk terus menjaga ukuwah islamiah kita semua.
Selanjutnya, ketua acara, Ustadz Robil Bisna, menyampaikan bahwa kegiatan pawai obor keliling dilakukan dalam rangka silaturahim dan syiar simbol Islam. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menanamkan kecintaan kepada anak-anak untuk memahami dan turut bergembira menyambut tahun baru Islam sekaligus meningkatkan ketaqwaan di tahun baru Islam.
Kol. (Purn) Drs. KH. Asep Abdullah, M.Ag, mengatakan bahwa kegiatan 1 Muharram merupakan momentum kebangkitan umat Islam dalam menata kehidupan bermasyarakat, yang melibatkan perpindahan Nabi dan umat Islam dari kota Makkah ke Madinah sebagai isyarat kehendak untuk perubahan, dengan segala pengorbanan yang harus direlakan. Konsep masyarakat madani menjadi harapan besar, yaitu menciptakan masyarakat yang tentram, tenang, nyaman, saling menghormati, saling menghargai, damai, tanpa permusuhan, dan saling toleran. Melalui kegiatan pawai obor ini, diharapkan tumbuh gelora semangat umat Islam dalam melaksanakan ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Di tengah kehidupan demokrasi saat ini dan munculnya gerakan civil society, serta gerakan perubahan untuk mewujudkan masyarakat madani, diharapkan umat Islam semakin teguh dalam kehidupan, keagamaan, kemasyarakatan, dan kebangsaan. Penting untuk terus menggelorakan semangat berkegiatan keagamaan melalui wadah DKM Al Inayah.
Dr. Suparman Jassin., M.Ag mengatakan bahwa masyarakat Bumi Harapan cukup antusias menyambut Tahun Baru Islam 1445 H, salah satu acara yang diselenggarakannya adalah pawai obor. Beberapa tahun kebelakang sampai saat ini mentradisikan pawai obor, seperti halnya dilakukan juga di masjid-masjid berbagai daerah di Indonesia. Selain ada unsur rekreatif, edukatif juga unsur integratif untuk para jamaah dan masyarakat sekitar. Guyub ikut serta dalam barisan pawai, tua, muda dan anak-anak suka ria terlibat di dalamnya. Tradisi pawai obor ini ternyata sudah ada sejak masa Wali Songo ketika menyambut tahun baru Islam. Obor tak hanya menjadi media penerang jalan tapi juga memiliki makna filosofis. Simbol obor memiliki arti memberi penerangan bagi umat Islam untuk memperoleh ridha Allah SWT. Surat Al-Baqarah (2): 257. “Minaz Zhulumat ila al-Nuur” yang artinya dari kegelapan mencapai terang benderang.
Tradisi Pawai Obor juga ternyata dilestarikan oleh Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, mulai Kerajaan Islam Demak, Mataram, Jogja, Surakarta, dan lainnya. Ini menjadi tradisi menarik untuk terus dipertahankan. Syiar Dakwah melalui media obor pada saat itu menjadi penting, sebagai simbol pergerakan dari kegelapan menuju terang benderang. Sekalipun terang listrik sudah ada, namun masyarakat tetap menggunakan obor sebagai “simbol”. Pemaknaan obor sebagai upaya umat Islam untuk berdakwah mencapai kemenangan. Sekaligus upaya relevansi makna hijrah sebagai pergerakan umat Islam menciptakan kehidupan yang lebih dinamis, energik, produktif dan lebih maju. Menyambut Muharram menciptakan spirit perubahan dan membangun optimisme kejayaan Islam.
Dengan ratusan peserta yang ikut berpartisipasi, pawai obor ini telah menunjukkan antusiasme dan semangat kebersamaan dalam merayakan Tahun Baru Islam. Semoga semaraknya acara ini dapat terus dijaga dan menjadi inspirasi bagi kegiatan-kegiatan keagamaan di masa mendatang.